Sabtu, 02 Oktober 2010

KADERISASI DARI MAKNA HINGGA APLIKASI

Organisasi sering memiliki banyak visi, misi, dan cita-cita, namun apa jadinya bila kaderisasi yang dilakukan tidak berjalan dengan baik. Kaderisasi secara umum merupakan proses yang dilakukan secara sistematis untuk mendukung tercapainya tujuan tertentu dan alih generasi yang dapat berjalan dengan maksimal. Dalam konteks lembaga dakwah, yang jelas kita akan selalu menghadapi pertarungan hak dan batil. Bahkan sang pejuang batilpun memiliki kaderisasi yang lebih rapih dan terstruktur. Bahkan mungkin kita tanpa sadar masuk dalam proses kaderisasi mereka (menjadi objek). Oleh karena itu, setiap organisasi, terutama kita organisasi keislaman haruslah menyusun konsep kaderisasi yang matang agar dapat membentuk kader-kader yang siap menjalankan tugas amar ma’ruf nahi munkar.

Alur kadersasi yang dijalankan oleh organisasi tergantung pada proses apa yang ingin dilakukan oleh organisasi tersebut atau dengan kata lain tergantung pada tujuan organisasi tersebut. Sehingga yang menjadi pelajaran untuk kita adalah memahami tujuan organisasi. Misalnya dalam konteks ksikamu (Rohis jurusan kimia undip), maka haruslah paham apa itu ksikamu dan segala impiannya. Terkait kaderisasi yang akan kita lakukan haruslah dalam upaya mendukung tujuan tersebut. Maka dari itu, dibutuhkan proses yang sistematis dan terstruktur.

Kaderisasi selain sebagai sebuah proses, dia juga merupakan sebuah sistem yang berada pada sistem yang lebih besar yaitu organisasi itu sendiri, dengan demikian berarti semua komponen yang ada dalam sistem organisasilah yang melaksanakan proses kaderisasi ini, bukan hanya milik ketua ataupun badan kaderisasi saja.
Proses kaderisasi biasanya dilakukan dalam beberapa alur, antara lain:
1. rekrutmen
2. pembinaan
3. pengkaryaan
4. penjagaan
5. pemetaan

Terkait metode yang digunakan dalam masing-masing tahap, tergantung kebutuhan dan kemampuan organisasi yang bersangkutan dan biasanya merupakan hal yang bersifat teknis.
Pertama-tama penting kiranya bagi kita untuk menanyakan bagaimana kita membangun kebutuhan kita untuk melakukan proses kaderisasi, yaitu:
1. paham tentang pentingnya kaderisasi. Kaderisasi sifatnya sistem yang disepakati, proses menjalankannya membutuhkan banyak orang yang terlibat di dalamnya bagaimana nantinya setiap orang dalam organisasi bisa ‘include’ dalam proses tersebut.
2. sadar bahwa kita punya kebutuhan untuk melakukan kaderisasi karena inipun merupakan upaya meningkatkan kapasitas individu kita masing-masing. Sistem itu cenderung formalitas dan jarana realistis, ini yang terjadi antara yang mengkader dan yang dikader, di sini terjadi proses tukar menukar ilmu, prosesnya timbal balik sehingga akan meningkatkan kapasitas pribadi kita.

Bila berbicara panjang tentang kaderisasi maka kita pun tidak bisa melupakan tentang siapa yang menjadi pelaku kaderisasi atua kita sebuat pengkader. Pada dasarnya semua orang mempunyai potensi mengkader, tinggal pilih mana yang paling tepat untuk dimainkan, peran apa yang harus diambil. Semua elemen dalam organisasi harus saling melengkapi dalam proses mengkader ini, misalnya saja dalam organisasi terbagi dalm beberapa departemen, maka setiap kepala departemen seharusnya pun mempersiapkan diri untuk mengkader jajarannya. Adalah asumsi yang salah bila tugas kadersasi itu hanya dilimpahkan pada satu badan saja. Terkait dengan itu berarti yang paling penting adalah bagaimana kita mengkader diri sendiri karena tiap orang adalah pengkader.

Penting kiranya kita untuk memahami pengetahuan-pengetahuan yang terkait erat dengan organisasi dan sesuai dengan identitasnya. Misalnya saja kita bergerak dalam organisasi dakwah maka perlu bagi kita untuk memperdalam pemahaman kita sendiri tentang Islam, kafaah syariyah dinniyah kita agar sesuai dengan islam. Di sisi lain kitapun perlu mangup-garde diri sendiri dalam hal manajerial, wawasan soasial, dan ilmu-ilmu lainnya.
Allahu’alam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar