Minggu, 05 Februari 2012

IKUT PENGAJIAN ni...

Temanggung merupakan salah satu nama kota terkenal di Jawa Tengah dengan makanan khasnya “Empis-empis”. Letaknya di Jawa Tengah tentu deh everyday, everytime, everything slalu pake bahasa Jawir (hee) alias bahasa Jawa. Serunya warga Temanggung ini, khususnya lokasi desa di mana saya KKN yaitu desa Kwadungan Jurang sangat gemar mengaji. Subhanallah ga tuh??!. “Apalagi mba waktu pas gunung Sindoro sudah tahap waspada 2, wuaah kita rutin ngajinya tiap hari tiap malam” kata Pa Saryono Koor. Kelompok Tani desa Kwadungan Jurang.

Pengajian ini biasalah pengajian yasinan gitu dan ada yang mimpin. Tapi kawan, pengajian ini unik, isine bapak-bapak lebih tepatnya mbah-mbah kabeh rata-rata (hee). Ini juga tamparan si buat saya, wong tua aja semangat 45 mau ngaji masa yang muda males-malesan. Padahal umur kan ga ada yang tau ya kawan kapan kita bertemu Sang Ilahi. Tapi subhanallah mereka sangat semangat. Lagi pula, ternyata warga desa di sini tidak banyak dijumpai sejumlah pemudi dan pemuda. Kebanyakan remaja putri seusai lulus SMP langsung menikah. Problematika ini biasa dikenal dengan “Pernikahan Dini”. (hee... udah kaya film aja yak). Iyah begitu, jadi pengajiannya isine wong tua kabeh. Hadirnya kita-kita mahasiswa KKN yang ikutan ngaji adalah anak-anak paling muda di antara jama’ah (hee...).

Program pengajian di desa Kwwadunga Jurang ini sangat banyak ternyata, ada yang di RT 1, RT 5, dll. Kita akhirnya bagi peran ni untuk bisa hadir disemua tempat. Nah, aku kebagian di jama’ah yang isine mbah-mbah putri (hee). Uniknya pengajian di sini, habis ngaji makan-makan kawan. Saat ngaji dan doa si mbah ngantuk-ngantuk malah ada yang turu (hee). Saat makanan datang, pada melek semua (hee, lucu juga).

Detik menggemparkan di mana saya diminta perkenalan. (Nah loh, gua ga bisa bahasa Jawa Cing), dan si mbah-mbah juga ga bisa bahasa Indonesia. Untung ada bapa-bapa yang bisa bahasa Indonesia jadi saya ngomong kaya ditranslate gitu (hee). Saya Cuma bilang “Kulo Woten Saget Bahasa Jawa Mbah”, si Mbah jawab “Lah kui saget” (hee, “itu doang bisanya” dalam hati. hee). Akhirnya saya perkenalan dengan bahasa Indonesia. Arifnya warga desa ini, selalu menghargai para pendatang termasuk kita-kita mahasiswa KKN. (welcome banget deh pokoknya, seneng). Saya betah KKN di sini (hee) orangnya asik-asik warganya juga ramah-ramah seneng ngaji pula. Mantep deh...

Guys, this is my story, How is your story there? ^^

Semoga Allah memberkati setiap langkah kita dari kebaikan yang kita lakukan, d manapun itu. Fastaqim! ^^

1 komentar:

  1. Good story hauli..
    Iya betul..
    Masyarakat Temanggung luar biasa.
    Sangat terbuka..
    Murah senyum kepada orang lain bahkan yang baru dikenal.
    Aku juga dulu di Temanggung.
    Senang banget bisa disana.
    Kerjaannya "pengajian" terus.
    Alhamdulillah masih ada sekelompok masyarakat yang sadar akan pentingnya Islam untuk kehidupan.

    : )

    BalasHapus